Banyak orang beranggapan orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang, maupun harta benda dalam kehidupannya.
Namun
Tahukah sahabat, Rasulullah Sholallohu alaihi wasallam memberikan
pandangan yang jauh ke depan mengenai hakekat dari kebangkrutan, yaitu
pandangan kebangkrutan yang hakiki di akhirat kelak. Hal ini sekaligus
menunjukkan, bahwa
seorang mu’min harus memiliki visi ukhrawi dalam melihat dan menjalankan kehidupan di dunia.
_Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwasanya Rasulullah Sholallohu alaihi wasallam bersabda, *’Tahukah kalian siapakah orang yang muflis (bangkrut) itu? Para sahabat menjawab, ‘Orang yang muflis (bangkrut) diantara kami adalah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya harta.’ Rasulullah Shoallohu alaihi wasallam bersabda, ‘Orang yang muflis (bankrut) dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) melaksanakan shalat, menjalankan puasa dan menunaikan zakat, namun ia juga datang (membawa dosa) dengan mencela si ini, menuduh si ini, memakan harta ini dan menumpahkan darah si ini serta memukul si ini. Maka akan diberinya orang-orang tersebut dari kebaikan-kebaikannya. Dan jika kebaikannya telah habis sebelum ia menunaikan kewajibannya, diambillah keburukan dosa-dosa mereka, lalu dicampakkan padanya dan ia dilemparkan ke dalam neraka. (HR. Muslim, Turmudzi & Ahmad)_
.
Sahabat, begitu indah metode Rasulullah Sholallohu alaihi wasallam dalam mentaujih (baca ; memberikan nasehat) para sahabatnya, yaitu dengan metode interaktif. Beliau memancing konsentrasi para sahabatnya dengan tanya jawab, lalu beliau memberikan penjelasan yang tuntas dari permasalahan yang dilemparkan ke para sahabatnya.
.
Sahabat, salah satu pelajaran yang didapat, adalah keharusan ihsan terhadap sesama makhluk, insan dalam bermualah sehari-hari, bahkan terhadap hewan sekalipun. Karena yang bangkrut adalah orang kelak pada hari kiamat datang menghadap Allah SWT dengan pahala shalatnya, puasanya, zakatnya maupun pahala amal ibadahnya yang lain, namun di sisi lain ia juga membawa dosa karena suka mencela orang lain(ghibah), menuduh, memakan harta manusia