Habib Al-Najjar Lahir di Turki pada 5 Masehi, beliau adalah seorang syuhada muslim yang hidup pada zaman Nabi Isa.
Habib An-Najjah adalah sosok laki-laki yang berdakwah dengan hati yang tulus tanpa mengharap imbalan. Laki-laki yang dengan tulus mengatakan bahwa para utusan Allah benar, dia bahkan syahid ketika sedang berdakwah. Allah menggambarkan kisahnya dalam firman-Nya yang berbunyi
(20) وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ
Datanglah dengan bergegas dari ujung kota, seorang laki-laki. Dia berkata, “Wahai kaumku, ikutilah para rasul itu!”
Ayat ini menjelaskan bahwa sunatullah berlaku adalah apabila rasul yang bertugas menyampaikan kebenaran terdesak, pasti akan mendapat bantuan Allah. Berkaitan dengan kisah penolakan penduduk Antakia terhadap tiga utusan Nabi Isa, datanglah seorang laki-laki bernama Ḥabīb An-Najjār yang tidak memiliki pengaruh ataupun kekuasaan yang menentukan, juga bukan keluarga atau orang yang berpengaruh terhadap raja negeri itu. Hanya dengan dinamika kekuatan imannya sajalah dia datang dari pelosok negeri guna membela ketiga utusan itu dengan memperingatkan orang-orang yang hendak menyiksa mereka. Ia menyerukan agar penduduk kota itu mengikuti para rasul yang datang hanya untuk menyampaikan petunjuk Allah.
Antakia merupakan kaum yang sangat bebal sehingga tak cukup 1/2 nabi yang diutus kepada kaum itu, sampai Allah mengutus 3 nabi agar mereka bertaubat dan kembali kepada Allah, karena wataknya yang sangat keras Allah mengutus 3 nabi pun masih tidak memberikan pengaruh kepada mereka, tidak sedikitpun mereka mendengar apa yang diucapkan oleh 3 nabi yang Allah utus, mereka mentolak mentah-mentah dan malah mencemooh pada nabi “pembawa sial” begitu kata kaum Antakia kepada 3 nabi.
Ketika 3 nabi ini sudah tidak bisa berbuat apa-apa, Allah ceritakan dalam QS.Yasin ayat 20, Allah datangkan seorang pemuda yang tergopoh-gopoh dari ujung kota, dia berkata “Wahai manusia, ikuti para nabi” dan mengulangi perkataan yang diucapkan para nabi dengan bahasa yang berbeda, atas kuasa Allah anak-anak muda dari kaum Antakia bergejolak hatinya ingin mengikuti kebenaran, sedangkan orang-orang dzalim berusaha untuk menghentikan pemuda yang menyerukan kebaikan dengan ancaman akan dibunuh. Siapakah pemuda itu? Dia adalah Habib An-Najjar.
Habib An-Najjar sangat meyakini bahwa apa yang diucapkan oleh para 3 nabi itu benar, apa yang disampaikannya merupakan sesuatu yang baik bagi dirinya dan oranglain. Menurutnya orang yang berbuat baik tentu akan mendapat balasan yang baik, pun sebaliknya orang yang berbuat jahat akan mendapat azab dari Allah. Tak ada alasan untuk dia tidak menyembah Allah sang maha pencipta, jika dia menyembah patung atau makhluk-makhluk lainnya, yang tidak akan mendatangkan manfaat dan dia menolak mudarat, bukankah itu berarti ia sudah ada dalam kesesatan?
Laki-laki itu menegaskan “Dengarlah wahai utusan-utusan Nabi Isa, aku beriman kepada Tuhanmu yang telah mengutus kamu. Oleh karena itu, saksikanlah dan dengarlah apa yang aku ucapkan ini”. Setelah Habib An-Najjar menyuarakan pendiriannya, kaum kafir itu pun langsung menginjak-injak perut Habib An-Najjar sampai ususnya keluar dan syahid.
Pada hari kebangkitan tiba, Habib An-Najjar langsung bertemu dengan Allah, Allah menunjukan gambaran syurga kepada Habib An-Najjar, setelah ia merasakan indah dan nikmatnya balasan Allah bagi orang yang beriman dan sabar dalam melaksanakan tugas dakwah. Diapun berkata, “Kiranya kaumku dahulu mengetahui bahwa aku memperoleh ampunan dan kemuliaan dari Allah” Maghfirah dan kemuliaan yang hanya dapat dinikmati oleh sebagian manusia yang beriman.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa Habib menasehati kaumnya ketika ia masih hidup, kemudian setelah meninggal dunia akibat siksaan mereka, ia juga masih mengharapkan “Kiranya kaumku mengetahui bahwa Allah telah mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan”.
Setelah Habib An-Najjar dibunuh, Allah menurunkan siksaan-Nya kepada mereka. Jibril diperintahkan untuk mendatangi kaum yang durhaka itu, hanya dengan satu teriakan yang kerasnya bagai halilintar, semua kaum Antakia langsung mati tak tersisa. Itulah suatu balasan yang setimpal dengan kesalahan mereka karena mendustakan utusan-utusan Allah, mereka membunuh para wali-Nya, dan megingkari risalah Allah.
Wallahu A’lam
Sumber:
Ustadz felix siauw
Alfi Ummuarifah/kisah habib an-najjar saat berdakwah/mendailing online
Quran kemenag