Sahabat baik
Apa kabar? Semoga selalu ada dalam lindungan dan kasih sayang-Nya ya.
Perkenalkan Saya Arimbi Hendaya Faradila, saya merupakan salah satu santri Ma’had Aly Pondok Quran. Izinkan saya untuk menceritakan sedikit perjalanan saya masuk ke Ma’had Aly Pondok Quran.
Saya sebut Ma’had Aly sebagai Jawaban dari doa-doa saya.
Sejak duduk di Bangku Aliyah saya sangat berkeinginan untuk melanjutkan perjalanan saya dalam menghafal Al-Qur’an agar dapet senantiasa bersamanya sepanjang hayat., dan saya sangat tertarik kepada Ma’had Aly pondok Qur’an. Karena selain menghafal Al-Qur’an disana juga dapat kuliah, dan Alhamdulillah ada beasiswa juga.
Namun keluarga saya tidak menyetujui apabila saya kuliah, apalagi harus merantau jauh dari keluarga. Ingin keluarga, saya tetap dirumah dan bekerja sambil kuliah kalo saya mau. Namun, saya sangat memikirkan hal itu, Bagaimana selanjutnya? Apakah saya bisa Istiqomah? jika saya tidak dapat masuk ke dalam lingkungan para penghafal Al-Quran, pertanyaan-pertanyaan itu yang selalu menghantui saya.
Doa saya sejak duduk di bangku kelas 11 bukan lagi ingin diterima di berbagai Universitas terkenal. Namun, doa saya hanyalah “Ya Allah tolong tempatkan saya ditempat yang tidak jauh dari Al-Quran” dan Qadarullah saya sangat tergerak untuk masuk ke Ma’had Aly.
Perjalanan begitu panjang, hingga akhirnya saya lulus Aliyah. Kemudian saya mengabdi di Pesantren, setelah selesai dari amanah tersebut ketika pembukaan pendaftaran gelombang satu, saya mencoba untuk izin kepada kedua orang tua saya untuk daftar di Ma’had Aly, Qadarullah orang tua saya belum mengizinkan karena ketika itu keadaan ekonomi belum stabil ditambah adik saya akan masuk Aliyah, saya mencoba untuk bersabar terlebih dahulu.
Pembukaan gelombang dua saya mencoba kembali untuk izin kepada kedua orang tua saya, Qadarullah saya belum mendapatkan izin lagi.
Katanya hati Abi seperti tidak mengizinkan saya untuk ke Ma’had Aly, dan beliau memberi saran untuk masuk Pesantren Tahfidz tanpa Kuliah.
Saya sebagai seorang anak hanya bisa menuruti apa kata orang tua saya, dan saya mencoba daftar ke beberapa Pesantren Tahfidz, Qadarullah ada yang lolos tapi kali ini saya yang merasa tidak sreg, hati lebih tertuju pada Ma’had Aly.
Kemudian, saya terus mencoba untuk menerima semuanya dengan lapang, meskipun saya merasa seperti tidak ada support dari keluarga untuk kuliah. Namun Alhamdulillah saya diberikan lingkungan yang baik, guru yang baik dan teman-teman yang baik, yang selalu mensupport saya, hingga Umi (pemilik pesantren) berusaha mensupport keras untuk tetap semangat dalam menjalani semuanya.
Gelombang tiga dibuka, lagi dan lagi tak akan pernah saya lelah untuk meminta izin kepada kedua orang tua saya untuk mendaftarkan diri, sementara mamah belum bisa menerima, karena alasan tidak ingin anak perempuannya ini pergi Kuliah jauh.
Saya mencoba mendaftar dengan senang hati. Step by step pendaftaran saya ikuti, hingga pada akhirnya saya merasa bahagia ketika saya dinyatakan Lolos dalam program Sarjana di Ma’had Aly.
MasyaAllah…
Maha baik Allah yang memampukan saya melewati semuanya. Maha baik Allah yang telah menjawab doa setiap hamba-Nya.
Saya bisa menginjakkan kaki di Ma’had Aly, berkumpul bersama para keluarga Allah, disana jiwa saya begitu tenang dan obat dari setiap luka yang tidak dapat di bayar.
-Jika pada awalnya tidak sesuai dengan rencanamu, bukan berarti Allah tidak mengabulkan doa-doamu, Allah lebih tau waktu yang tepat untuk mengabulkan doa-doamu. Dengan menunggu, Allah dapat melihat kesabaran dan kesungguhan cintamu kepada pencipta sang pemilik rencana paling tepat-
Wallahu Alam
Informasi dan Konfirmasi, Hubungi:
📞0852-1576-0036 (Admin)
Kunjungi Sosial Media Kami,
WEB: https://infaqberkah.id/
IG: @officialinfaqberkah
FB: Infaq Berkah