Apakah kamu menyadari bahwa dalam setiap aktivitas yang kita jalani Allah menaruh cinta yang amat besar, belajarlah untuk memahami bahasa cinta-Nya karena terkadang bahasa itu berbeda dengan prasangka yang kita kira. Memahami bahasa cinta-Nya yang berarti selalu menanamkan rasa Husnudzon kepada Allah.
Atas segala nikmat yang telah Allah berikan, atas segala ujian dan halang rintang yang Allah berikan terkadang membuat manusia menjadi salah kaprah yang berujung suudzon kepada Allah. Padahal pada hakikatnya Allah memberi itu semua tak lain untuk meningkatkan derajat dan membuat kita semakin kuat, karena terkadang dunia itu tidak selalu memihak kepada kita.
Dari hujan kita bisa ambil pelajaran meskipun terus jatuh tapi hujan selalu memberi manfaat kepada penduduk bumi, dari senja kita belajar meskipun pada akhirnya akan terbenam, tapi tetap memberi keindahan yang selalu membuat manusia terpukau. Selalu ada hal baik yang Allah berikan meski pada awalnya tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, cobalah memahami bahasa-Nya dan sama-sama belajar untuk selalu berkhusnudzon kepada Allah.
- Apabila makananmu jatuh, jangan marah dulu, bisa jadi itu cara Allah memberi rezeki untuk semut dan serangga lainnya.
- Jika tiba-tiba barangmu rusak, bisa jadi itu cara Allah memberi rezeki untuk tukang service dan pedagang di luar sana.
- Jika kamu kehilangan sesuatu, bisa jadi itu cara Allah memberikan tabungan untukmu di akhirat.
- Jika kamu dipertemukan dengan orang yang buruk, bisa jadi itu cara Allah mengajarimu bagaimana sabar dan membuatmu kuat.
- Jika kamu sedih, sakit, bisa jadi Allah menghapus dosa-dosamu.
Terkadang apa yang terlihat bencana bagimu bisa jadi itu bentuk keselamatan untukmu, jadi jangan lupa untuk selalu berbaik sangka kepada Allah, karena Allah maha mengetahui apa yang tidak kita ketahui, dan sebaik-baiknya rencana kita, rencana Allah jauh lebih baik dan indah daripada rencana kita.
Allah berfirman dalam QS.Al-Fatihah ayat 2 yang berbunyi:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”
Pada ayat di atas, Allah memulai firman-Nya dengan menyebut “Basmalah” untuk mengajarkan kepada hamba-Nya agar memulai suatu perbuatan yang baik dengan menyebut basmalah, sebagai pernyataan bahwa dia mengerjakan perbuatan itu karena Allah dan kepada-Nyalah dia memohonkan pertolongan dan berkah.
Maka, pada ayat ini Allah mengajarkan kepada hamba-Nya agar selalu memuji-Nya. Al-ḥamdu artinya pujian, karena kebaikan yang diberikan oleh yang dipuji, atau karena suatu sifat keutamaan yang dimilikinya. Semua nikmat yang telah dirasakan dan didapat di alam ini dari Allah, sebab Dialah yang menjadi sumber bagi semua nikmat. Hanya Allah yang mempunyai sifat-sifat kesempurnaan. Karena itu Allah sajalah yang berhak dipuji.
Orang yang menyebut al-ḥamdu lillāh bukan hanya mengakui bahwa puji itu untuk Allah semata, melainkan dengan ucapannya itu dia memuji Allah. Rabb artinya pemilik, pengelola dan pemelihara. Di dalamnya terkandung arti mendidik, yaitu menyampaikan sesuatu kepada keadaan yang sempurna dengan berangsur-angsur. ‘Ālamīn artinya seluruh alam, yakni semua jenis makhluk. Alam itu berjenis-jenis, yaitu alam tumbuh-tumbuhan, alam binatang, alam manusia, alam benda, alam makhluk halus, umpamanya malaikat, jin, dan alam yang lain. Ada mufasir mengkhususkan ‘ālamīn pada ayat ini kepada makhluk-makhluk Allah yang berakal yaitu manusia, malaikat dan jin. Tetapi ini mempersempit arti kata yang sebenarnya amat luas.
Dengan demikian, Allah itu Pendidik seluruh alam, tak ada sesuatu pun dari makhluk Allah yang terlepas dari didikan-Nya. Tuhan mendidik makhluk-Nya dengan seluas arti kata itu. Sebagai pendidik, Dia menumbuhkan, menjaga, memberikan daya (tenaga) dan senjata kepada makhluk itu, guna kesempurnaan hidupnya masing-masing.
Siapa yang memperhatikan perjalanan bintang-bintang, menyelidiki kehidupan tumbuh-tumbuhan dan binatang di laut dan di darat, mempelajari per-tumbuhan manusia sejak dari rahim ibunya sampai ke masa kanak-kanak, lalu menjadi manusia yang sempurna, tahulah dia bahwa tidak ada sesuatu juga dari makhluk Allah yang terlepas dari penjagaan, pemeliharaan, asuhan dan inayah-Nya.
Wallahu Alam
Sumber:
Quran Kemenag
Misbahmunar