Pengertian anak yatim

Menurut pengertian syariat, disebut yatim jika anak tersebut belum baligh. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak lagi disebut yatim anak yang sudah bermimpi (baligh).” (HR. Abu Daud dari Ali bin Abi Thalib). (Sunan Abi Daud, Kitab Al-Washaya No. 2489).

Perbedaaan antara anak yatim, piatu, dan yatim-piatu adalah sebagai berikut:

  1. Seorang anak yatim adalah seorang anak yang belum baligh yang ditinggalkan oleh ayahnya karena telah meninggal dunia.
  2. Seorang anak piatu adalah seorang anak yang belum baligh yang ditinggalkan oleh ibunya karena telah meninggal dunia.
  3. Seorang anak yatim piatu adalah seorang anak yang belum baligh yang sudah ditinggalkan oleh ayah dan ibunya karena kedua orang tuanya tersebut telah meninggal dunia.

Dalam Agama Islam, golongan anak-anak yang sudah tidak memiliki kedua orang tuanya ditempatkan sebagai yang utama dalam pemberian santunan, dibandingkan anak yang hanya ditinggalkan mati ayah atau ibunya.

Hal ini bisa dimaklumi karena anak-anak tersebut tidak hanya mengalami kondisi kekurangan secara materi. Tapi mereka juga kurang mendapatkan rasa kasih sayang dari kedua orang tua, sehingga lebih utama dan perlu diperhatikan.

Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”

QS An-Nisa: 36

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa  sebagai umat Islam, kita di wajibkan untuk berbuat baik. Salah satunya yaitu kepada anak-anak yatim. Perlu kita ketahui bahwa anak yatim bisa menjadi penyelamat dan kemuliaan hidup kita kelak di akhirat.

Kisah anak yatim dalam Islam

Dikutip dalam buku Muhammad Sang Yatim yang ditulis oleh Prof. Dr. Muhammad Sameh said.

“Setiap Nabi memiliki kisahnya masing-masing. Setiap Nabi dipersiapkan sesuai dengan risalah dan tabiat kaumnya. Begitu pula Allah menghendaki anak yatim Mekah ini kembali menjadi yatim piatu, dalam rangka mempersiapkannya sebagai pengemban risalah penutup. Memasuki usia enam tahun, ibunya, Aminah wafat dalam perjalanan keduanya mengunjungi paman-pamannya di Madinah. Demikianlah bagaimana Muhammad kecil harus menjadi yatim untuk kedua kalinya. Dia menghadapi kematian sang ibu dalam dekapan lengannya. Ibunya meninggalkannya sendirian di tengah gurun hanya bersama pengasuhnya, Ummu Aiman. Anak kecil itu lalu bangkit menggali kuburan ibunya dan mengebumikannya dengan padang pasir nan ganas ini kecuali pengasuhnya yang sudah tua, betapa sunyi dan hampa. Tanah Yastrib pula yang mempertemukan jasad ayah dan ibunya. Muhammad kecil ini menjadi yatim piatu. Dia tak punya siapa-siapa lagi di dunia selain kakeknya yang sepuh, Abdul Muthalib dan pengasuhnya, Ummu Aiman. Abdul Muthalib merasa iba terhadap cucunya, Muhammad. Dia melihatnya seakan melihat anaknya sendiri, Abdullah yang membuat kian merasa terpukul akan kepergiannya.”

Muhammad Sang Yatim

Dr. Sa’id Ramadhan Al-Buthi berkata sebagai berikut;

لقد اختار الله عز وجل لنبيه هذه النشأة لحكم باهرة، لعل من أهمها أن لا يكون للمبطلين سبيل إلى إدخال الريبة في القلوب أو إيهام الناس بأن محمدًا صلى الله عليه وآله وسلم إنما رضع لبان دعوته ورسالته التي نادى بها منذ صباه، بإرشاد وتوجيه من أبيه وجده. هكذا أرادت حكمة الله أن ينشأ رسوله يتيما، تتولاه عناية الله وحدها

“Allah telah memilih pertumbuhan ini (yatim) untuk Nabi-Nya karena beberapa hikmah yang besar. Yang paling penting adalah agar para penentangnya tidak ada jalan untuk memasukkan keraguan di hati masyarakat bahwa bangunan dakwah dan kerasulan Muhammad memang sudah dipersiapkan oleh ayah dan kakeknya sejak kecil. Begini hikmah Allah bekerja untuk menumbuhkan rasul-Nya dalam keadaan yatim sehingga hanya pertolongan Allah yang melindunginya.”

Keutaamaan memelihara, menyayangi, dan mencintai anak yatim

Dikutip dalam buku berjudul ‘Dahsyatnya Doa Anak Yatim’ oleh M. Khallurrahman Al Mahfani tentang keutamaan mencintai anak yatim:

1. Meraih Peluang Menjadi Teman Rasulullah ﷺ di Surga

Orang yang memelihara anak yatim akan masuk surga, berdekatan dengan Rasulullah ﷺ seperti dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah.

“Saya dan orang yang mengasuh atau memelihara anak yatim akan berada di surga begini,” kemudian beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggang.”

(HR. Bukhari, Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad dari Sahl bin Sa’d). (Lihat Shahih Bukhari, Kitab Ath-Thalaq: 4892. Sunan Tirmidzi, Kitab Al-Birr wa Ash-Shilah’an Rasulillah: 1841. Sunan Abi Daud, Kitab Al-Adab:4483).

2. Pengasuh Anak Yatim Dijamin Masuk Surga

Apabila pemelihara anak yatim tidak dapat menjadi teman Rasulullah ﷺ di surga karena mungkin tidak memenuhi persyaratan ideal, ia akan tetap dijamin masuk surga.

Rasulullahﷺ bersabda:

“Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat muslimin, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.”

(HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas). (Lihat Sunan Tirmidzi, Kitab Al-Birr wa Ash-Shilah’an Rasulillah: 1840).

3. Mendapat Predikat Abror (Saleh atau Taat Kepada Allah)

Keutamaan menyantuni anak yatim dan memberi makan anak yatim dan orang miskin merupakan tanda orang-orang yang abror.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan (abror) minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. Yaitu mata air (dalam surga) yang diminum oleh hamba-hamba Allah dan mereka dapat memancarkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.”

(QS. Al-Insan: 5-6).

4. Memperoleh Pertolongan dari Allah SWT

Menolong anak-anak yatim dalam berbagai bentuk kepedulian nyata merupakan ibadah yang akan mendatangkan pertolongan Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan orang mukmin di dunia maka Allah akan menghilangkan kesusahannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang meringankan kesulitan orang mukmin di dunia maka Allah akan meringankan kesulitannya di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib orang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.”

(HR. Muslim dan Ashhabus Sunan dari Abu Hurairah). (Lihat Shahih Bukhari, Kitab Al-Adab: 5557).

5. Menghindarkan dari Siksa Akhirat

Memelihara atau mengasuh anak yatim adalah kewajiban yang tegas-tegas Allah perintahkan melalui ayat-Nya dan sabda rasul-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Demi Yang Mengutusku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, menyayangi keyatiman dan kelemahannya.”

(HR. Thabrani dari Abu Hurairah).(Imam Ath-Thabrani, Al-Mu’jam Al-Ausath, VIII/346. Hadist no. 8828).

#Doa #Sedekah #Belajar #Berita #Salaf #Ngaji #Pendidikan #Zakat #sedekahonline #sedekahkreatif #donasi #donasionline #zakatfitrah #sedekahyuk #yatimdhuafa #yatimpiatu #dhuafa #infaq #berbagi #peduliyatim #sedekahrombongan #peduli #indonesia #yatimceria #cintayatim

Tinggalkan Balasan