Dalam Islam, pernikahan adalah penyatuan antara dua insan lawan jenis dari keturunan Adam, yang terikat dalam sebuah ikatan agama yang suci. Pernikahan ini menghalalkan hubungan biologis di antara keduanya dan juga berfungsi untuk menyatukan dua keluarga, suku, dan bahkan negara.
Pernikahan bukan hanya sekadar pertemuan dua individu, tetapi merupakan sebuah perjanjian yang mulia yang membawa tanggung jawab dan komitmen untuk saling mendukung, menghormati, dan mencintai dalam bingkai syariat Islam. Dengan pernikahan, diharapkan terjalin hubungan yang harmonis dan penuh berkah, serta kontribusi positif bagi masyarakat dan negara.
Menikah adalah bentuk ibadah yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama, dan oleh karena itu, persiapan untuk menikah harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dari jauh-jauh hari. Kita berharap dan menghadapi pernikahan ini untuk jangka waktu yang panjang—mungkin tahunan, puluhan tahun, bahkan sampai akhir hayat kita.
Dalam kehidupan, banyak hal yang kita lakukan hanya dalam hitungan jam atau menit, namun persiapan untuk hal-hal besar seperti pernikahan memerlukan waktu yang jauh lebih lama. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan diri secara menyeluruh, baik secara mental, emosional, maupun spiritual, agar pernikahan kita dapat berjalan dengan baik dan menjadi ibadah yang penuh berkah
Ibadah terlama ini merupakan salah satu ibadah yang sangat diperhatikan oleh Allah dan Rasulnya, dalam sebuah hadits menyatakan bahwa iblis sangat berbangga diri apabila dia berhasil menggoda dan memisahkan satu ikatan suci.
Lalu, apa saja yang harus kita persiapkan untuk pernikahan? Yuk, kita simak penjelasan berikut untuk memastikan segala sesuatunya siap dengan baik:
- Pahami niat untuk menikah
Niatkan yang tulus dan matang untuk menikah dengan tujuan beribadah kepada Allah SWT, Rasulullah SAW sangat menganjurkan pernikahan untuk menghindari zina. Dalam islam, menikah dianggap sebagai ibadah yang agung.
- Persiapan mental
Langkah penting untuk membangun hubungan yang sehat dan memperkuat pondasi emosional antar pasangan, karena menikah bukan hanya tentang memahami diri sendiri tapi kita juga harus memahami pasangan.
- Mengikuti Konseling Pranikah
Konseling pernikahan dilakukan agar kita dan calon pasangan memiliki gambaran tentang kehidupan pernikahan nanti, Hal ini dilakukan agar calon mempelai mampu hidup selaras dengan tuntunan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
- Restu Orang Tua
Dalam islam, restu orang tua sangat penting dalam sebuah pernikahan. Restu orang tua dapat membuat rumah tangga anak menjadi lebih harmonis dan bahagia. Selain itu, orang yang berbakti kepada orang tua doanya akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT.
- Finansial Yang Cukup
Persiapan finansial sebelum menikah sangat penting untuk memastikan bahwa pasangan sudah mandiri secara finansial dan tidak bergantung pada orang lain.
- Siapkan Mahar
Mahar adalah salah satu hal yang wajib ada dalam pernikahan Islam. Mahar dapat berupa barang berharga yang memiliki nilai dan dapat digunakan atau dinikmati oleh istri.
Persiapan ini sangat penting, terutama bagi pihak laki-laki, karena setelah Ijab Kabul terucap, semua tanggung jawab atas wanita menjadi kewajibannya. Ijab Kabul menandakan bahwa laki-laki bersedia menerima segala hal yang ada pada wanita, begitu juga sebaliknya. Persiapan ini adalah bentuk ikhtiar untuk mencapai pernikahan yang sakinah, mawadah, warahmah, yaitu pernikahan yang penuh kedamaian, cinta, dan kasih sayang.
Teman-teman, apakah kalian sudah mendengar berita terkini yang sedang viral dan menyebabkan banyak orang merasa takut untuk menikah karena khawatir mengalami hal yang sama? Dalam situasi seperti ini. Seperti yang dikutip dari Risalah.amar:
“Jangan takut menikah, sahabat. Allah siapkan pertolongan bagimu.
Benar. Kabar-kabar mengerikan itu, datang padamu. Bahkan seakan kau hadir di kamar tidur itu. Saat lelaki memukuli istrinya, dan menendang bayinya sendiri. Benar. Kau takut. Kau trauma. Kau jadi takut menikah. Kau jadi berpikir bahwa semua lelaki sama saja. Tapi inilah kehidupan. Tersiarnya kabar itu, hanyalah pesan dari Allah agar kau waspada, teliti.
Kalau kau lelaki: agar kau tak pernah gunakan tangan dan kakimu pada istrimu. Agar kau tak berkata kasar pada siapapun. Agar doa-doa baik dan syukur saja yang kau ucapkan. Karena dosanya amat besar bila kau memukul istrimu. Karena dosanya amat besar bila kau berzina. Bila kau selingkuh. Bila kau. Kau tentu lebih paham, sahabat.
Kalau kau perempuan: Agar kau cermat memilih, siapa lelaki yang akan jadi sahabat satu rumahmu. Bagaimana akhlaknya. Adakah dia manipulatif. Kasar. Berkata-kata kotor. Kerap berteriak. Pergaulannya buruk dan dia tak punya guru. Siapa yang kau harapkan menyembuhkan lukamu, sahabat, kalau suamimu sendiri menyakitimu?.
Jangan takut. Lebih banyak rumah tangga baik dan bahagia, daripada rumah tangga hancur. Lebih banyak kerahasiaan menyenangkan:
Daripada tersiarnya kabar buruk tentang keluarga orang lain. Berlindunglah kepada Allah, dan jangan dustakan kebutuhan dirimu untuk menikah. Jangan takut. Inilah ujian pertama untukmu. Lelaki baik dan lembut masih banyak.
Kalau kau masih gemetar: sejenak, tutuplah media sosial. Berceritalah pada orang di luar telepon genggam. Bersihkan matamu dengan pemandangan indah, dan ayat-ayat Al-Quran.
Biarkan matamu menangis, dan kembali mendapatkan kekuatan untuk percaya janji Allah.”
Tidak ada yang bisa menolong kita selain Allah SWT dalam segala hal, termasuk dalam urusan pernikahan. Oleh karena itu, teruslah berdoa dengan penuh keyakinan agar pernikahan kita terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Ingatlah bahwa pernikahan yang ideal adalah ‘Hidup bersama,’ bukan sekadar ‘Tinggal bersama.’ Semoga Allah SWT memberkahi kita dengan pernikahan yang penuh makna, saling memahami, dan mendatangkan kebahagiaan serta kedamaian.
Wallahu Alam
Sumber:
www.bridestory.com