Beras di konsumsi cukup merata oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia sehingga di jadikan sebagai bahan pokok utama. Sayangnya, tingginya tingkat konsumsi beras nasional tidak di imbangi dengan peningkatan produksi yang membuat Indonesia menjadi salah satu importir beras terbesar di dunia.
Awal mula di Indonesia
Di Indonesia sendiri, padi mempunyai sejarah panjang sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Tak hanya bernilai sebagai bahan makanan saja, beras juga menjadi bagian budaya di Indonesia.
Tanaman yang memiliki nama Latin Oryza Sativa. Di perkirakan sudah menjadi makanan pokok bangsa ini sejak masa kerajaan Hindu-Budha di Nusantara. Menurut hasil penelitian para arkeologi bidang pangan di temukan dua peninggalan sejarah mengenai padi. Pertama, ada ahli yang mengatakan bahwa padi adalah tanaman endemik asli Nusantara, kedua padi di bawa oleh orang China dan India.
Secara arkeologis, jejak padi di Nusantara sejak ribuan tahun lalu memang masih samar. Sejumlah bukti tertua di antaranya di temukan jejak rekam padi di situs perapian di Goa Maros, Sulawesi Selatan yang bertanggal sekitar 500 M dan di temukan juga jejak padi berumur 2000 SM dari lokasi yang sama.
Bukti bahwa padi sudah di budidayakan di Indonesia juga di temukan di relief candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Relief Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah misalnya, menggambarkan tanaman padi dan hama tikus serta petani yang duduk di bawah lumbung padi. Sementara di Trowulan, Jawa Timur di temukan relief yang mengambarkan hamparan padi di sawah.
Sistem sawah untuk penanaman padi yang di kenal saat ini pertama kali di duga di kembangkan di China. Cara ini membuat air menjadi awet untuk waktu yang lebih lama dan menghilangkan tumbuhan-tumbuhan gulma sehingga padi tumbuh baik. Tidak di ketahui kapan mulai di gunakannya sistem sawah itu, beberapa literatur menyebutkan awal mula teknologi sawah dari China dan kemudian berkembang di India.
Di Indonesia sendiri, sistem itu di duga di bawa dari India dan sudah ada sejak masa Hindu – Budha seperti tergambar dalam relief-relief candi di Jateng dan Jatim. Selain itu, sejumlah kakawin dan kidung berbahasa Jawa Kuno (abad ke-8-14) telah menyebut keberadaan sawah. Di dalam kakawin itu di kisahkan, raja mendatangi kawasan pedesaan dan melihat sejumlah orang menanam padi.
Masa kolonial
Tanaman padi merupakan hasil bumi yang di hasilkan oleh mayoritas penduduk Jawa. Karena tanaman itu merupakan bahan makanan pokok penduduk Jawa. Namun, tidak semua penduduk menanam padi, melainkan tanaman-tanaman tambahan seperti palawija dan sayuran.
Pada masa awal sistem tanam paksa di terapkan, hasil produksi padi di Jawa sangat rendah. Produksi pada tahun 1837 tercatat sebesar 1,2 juta ton. Produksi itu meningkat menjadi 1,8 juta ton pada tahun 1856. Dalam kurun dua dekade, pertumbuhan produksi tak sampai dua kali lipat, sehingga pulau Jawa mengalami kekurangan pangan dan terjadi bencana kelaparan pada 1883.
Pada tahun 1885, Pemerintah Hindia Belanda membangun irigasi Brantas (Jawa Timur) dan Demak (Jawa Tengah). Di samping itu, pemerintah Hindia Belanda juga membangun lumbung desa yang berfungsi menyediakan bibit secara murah. Kemudian Pada 1904, Pemerintah kolonial Belanda mendirikan Volkscrediet Bank (Bank Kredit Rakyat) yang meminjamkan padi untuk digunakan sebagai bibit.
Ekstensifikasi juga di lakukan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk mengatasi permasalahan pangan. Ekstensifikasi pertanian membuat luas sawah makin bertambah berkat adanya pembangunan irigasi secara besar-besaran dan juga melakukan impor beras untuk memenuhi tingginya konsumsi beras dari semenanjung Indocina, Burma dan Thailand.
Masa kemerdekaan
Pemerintah mengeluarkan program-program ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi. Program-program itu, antara lain, Bimas, Insus, dan Supra Insus. Alhasil, pertumbuhan produksi padi nasional sudah bisa melebihi pertumbuhan penduduk. Pada kurun 1967–1978, pertumbuhan produksi padi nasional mencapai 4,34 persen per tahun, sementara pertumbuhan penduduk 2,5 persen per tahun.
Begitu pula pada periode 1979–1987, yaitu periode terjadinya swasembada beras 1984 menunjukkan pola yang sama, yaitu pertumbuhan produksi padi (4,89 persen per tahun) di atas pertumbuhan penduduk (2,17 persen) per tahun.
Masa reformasi
Pada periode 1998–2004 luas panen mengalami penurunan sekitar 0,20 persen per tahun mengakibatkan pertumbuhan produksi 1,16 persen per tahun di bawah pertumbuhan penduduk. Pada kondisi itu, impor beras mencapai hampir 2 juta ton/tahun. Lantas pada 2007–2013, pertumbuhan produksi padi Indonesia kembali meningkat sebesar 3,30 persen per tahun di atas pertumbuhan penduduk 1,33 persen per tahun.
Sumber: https://www.kompas.id/
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam selalu tercurahlimpahkan kepada junjunan alam Nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah dalam memenuhi kebutuhan pangan santri penghafal AlQuran di Mahad Aly Pondok Quran yang berjumlah 250 santri, setiap bulannya kami selalu mengecek ketersediaan bahan pangan terlebih beras. Dan tim kami pun langsung sigap mengantarkan kebutuhan para santri.
Jazakumullahu Khoiran Katsiran kepada seluruh donatur dan sahabat kebaikan atas kontribusinya dalam kebaikan ini. InsyaAllah disetiap ayat yang dibaca para santri pahalanya akan senantiasa mengalir untuk sahabat sekalian.
Mari sahabat untuk terus istiqomah menebar kebaikan dan manfaat serta amal sholeh agar allah ridho di setiap kehidupan kita, dengan kembali berkontribusi dalam aksi kebaikan ini.
Barokallahu fiik, Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Ayo Awali Hari Dengan Kebiasaan Baik Setiap Pagi Dengan cara !
KLIK LINK: https://infaqberkah.id/campaign/sedekahyukk
“Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.” (HR. Ath-Thabrani)
Suatu kebaikan yang terlihat kecil oleh kita, bisa jadi sangat berdampak besar bagi orang lain, Insya Allah.
Jangan lupa langitkan doa untuk saudara kita yang tertimpa bencana agar selalu diberikan kesabaran dan kesehatan. Semoga Allah membalas semua kebaikan sahabat . Aamiin.
Share Kebaikan ini untuk menambah investasi Amal Jariyah Anda !
Informasi/Konfirmasi ;
wa.me/6282116514843 atau klik link WhatsApp Admin
(Admin Infaq Berkah Qurani)
Jazakumullah Khairan Katsiran #Orangbaik.
Cek sosial media kami di:
Instagram : https://www.instagram.com/officialinfaqberkah/
Facebook : https://m.facebook.com/InfaqBerkahQurani
Website : https://infaqberkah.id
YouTube : https://www.youtube.com/c/InfaqBerkahQurani
Tiktok: https://www.tiktok.com/@infaqberkah
Peny Nurhayati, Volunteer Infaq Berkah