Thalhah bin Ubaidillah adalah seorang sahabat nabi yang berasal dari suku Quraisy, beliau lahir pada tahun ke-28 sebelum hijriah di Mekkah dengan nama lengkap Thalhah bin Ubaidillah bin Usman bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta’im bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah Al-Quraisy At-Ta’imi Al-Makki Al-Madani.
Ibunya bernama Ash-Sha’bah binti Al-Hadrami. Berdasarkan silsilah keluarga Thalhah bin Ubaidillah, nasabnya (keturunan) bertemu dengan Rasulullah SAW pada Murrah. Artinya keduanya memiliki leluhur yang sama.
Thalhah juga merupakan salah satu dari delapan orang pertama yang memeluk Islam. Ia masuk Islam melalui anak dari pamannya yaitu, Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Semasa hidupnya, Rasulullah SAW memberikan banyak gelar padanya karena keistimewaan yang dimiliki Thalhah, yaitu Thalhah Al-Khair (Thalhah yang baik), Thalhah Al-Fayyadh (Thalhah yang murah hati), dan Thalhah Al-Jud (Thalhah yang dermawan).
Semasa mudanya, Thalhah sukses menjadi pebisnis sukses dan kaya raya. Namun, hal itu tidak membuatnya sombong, justru ia merasa sedih dan pusing dengan harta yang dimilikinya, seperti yang dikutp dari tulisan Ummu Ayesha dalam bukunya yang berjudul Sirah 60 Sahabat Nabi Muhammad SAW.
Saat itu Thalhah menerima harta dari Hadramaut, sebuah lembah di Yaman, senilai 700 ribu dirham (setara dengan Rp 35 milyar sekarang). Kemudian istrinya, Su’da binti Auf, menyarankan untuk membagikan harta tersebut pada fakir miskin. Ia pun membagikan hartanya hingga tak bersisa sedikit pun.
Bahkan Thalhah pun membiayai pernikahan anak-anak muda di keluarganya dan mencukupi kebutuhan keluarga yang tidak mampu. Tidak heran Rasulullah memberinya gelar Thalhah Al-Fayyadh tersebut.
Thalhah bin Ubaidillah merupakan salah seorang sahabat nabi yang selalu ikut berperang bersama Rasulullah. Kecuali dalam Perang Badar karena Rasulullah menugaskannya bersama Sa’id bin Zaid menuju Syam.
Kisah bermula saat Thalhah ikut serta dalam Perang Uhud dan menjadi pelindung atau bodyguard Rasulullah SAW. Ia berjuang paling depan dengan seluruh tenaga untuk menghadang musuh.
Kemudian, Rasulullah SAW memerintahkan Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah untuk membantu Thalhah yang sedang berjuang seorang diri melawan pasukan musuh.
Saat ditemukan, kondisi Thalhah sudah dalam kondisi pingsan dan tubuhnya berlumuran darah. Diketahui dalam buku The Great Sahaba karya Rizem Aizid, bahkan pergelangan tangannya putus sebelah.
Kondisi tersebut membuat Abu Bakar dan Abu Ubaidah mengira Thalhah sudah gugur. Namun ternyata Thalhah belum gugur dan hanya pingsan saja. Hal itulah yang membuatnya mendapat gelar syahid yang masih hidup dari Rasulullah SAW.
Buku Ensiklopedia Sahabat Nabi
Dikisahkan dalam buku karya Robi Afrizan Saputra, saat itu Rasulullah sedang membaca QS. Al-Ahzab ayat 23. Sebagai informasi Thalhah bin Ubaidillah adalah salah seorang yang dimaksud dalam firman Allah tersebut.
مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوْا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيْهِ ۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ قَضٰى نَحْبَهٗۙ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّنْتَظِرُ ۖوَمَا بَدَّلُوْا تَبْدِيْلًاۙ
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya).” (QS. Al-Ahzab: 23)
Kala mendengar itu, Thalhah merasa sangat bahagia karena itu artinya meski masih hidup, dia sudah dijanjikan menjadi penghuni surga.
Pengorbanan luar biasa dari Thalhah bin Ubaidillah dalam membela Rasul dan agama Allah membuatnya mendapat ‘golden ticket’ untuk masuk surga sejak ia masih hidup.
Lalu, apa kamu sudah menyiapkan ‘tiketmu’ sendiri untuk ke surga nanti, para soib?
#kisahsahabat #dermawan #infaqberkah #kisahislam #kisahsahabatnabi